Sejarah dan Pengertian Wayang Orang

Mithagram – Sudah biasa bagi orang Jawa untuk mengetahui bahwa ada persaingan budaya antara dua gagraks utama dalam budaya Jawa. Kondisi ini tidak lepas dari aspek historis kehadiran kedua gagraks ini. Dulu, hanya satu Gagrak yang dikenal di wilayah geografis Kesultanan Mataram.

 

Setelah tindakan politik pemerintah Hindia Timur Belanda untuk memecah Mataram menjadi dua bagian, Surakarta dan Yogyakarta, semua aspek “kehidupan” termasuk seni telah terpengaruh. Perjanjian Giyanti (Palihan Negari) pada tahun 1755 membagi Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

 

Termasuk dalam kesenian Wayang Orang. Wayang Orang adalah seni tradisional yang memadukan seni tari, drama, musik dan visual. Kisah Wayang-Orang didasarkan pada lakon Mahabharata dan Ramayana. Wayang-orang merupakan produk budaya yang membutuhkan falsafah dan pendidikan, yang mengajarkan kita untuk memahami falsafah hidup, etika dan syarat budi pekerti dalam kehidupan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Konon pewayangan pertama terjadi hampir bersamaan di Kesultanan Yogyakarta di bawah kekuasaan Sultan Hamengkubuwono I dan di Praja Mangkunegaran Surakarta pada masa Adipati Mangkunegara I. Berdasarkan penelitian Leyveld (1931), lakon pertama yang diciptakan oleh Hamengkubuwono I adalah Gandawerdaya, sedangkan Mangkunegara I mementaskan lakon Wijanarka. Awal mula wayangorang konon muncul pada abad ke-18.

 

Di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah, terdapat berbagai jenis kesenian tradisional kerakyatan yang tersebar di seluruh pelosok daerah. Semuanya memiliki corak dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari kondisi sosial budaya daerah tersebut.

 

Jenis kesenian tradisional tersebut antara lain Wayang Orang. Wayang Orang yang juga dikenal dengan Wayang Wong “Jawa” adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan manusia sebagai tokoh dalam cerita wayang. Pertunjukan wayang orang ini awalnya dibawakan oleh rombongan wayang golek “Mbarang” yang ada pada saat itu.

 

Pengertian Wayang Orang “Wayang Wong”

Wayang Orang atau juga dikenal dengan Wayang Wong adalah sebuah drama tari dengan dialog prosa, yang ceritanya dipinjam dari epos Ramayana dan Mahabrata. Konsep dasar wayang orang mengacu pada wayang purwa “wayang kulit”. Oleh karena itu Wayang Orang adalah personifikasi dari Wayang Kulit. Orang adalah genre yang dihadirkan dalam drama tari tradisional. Genre dipahami sebagai bentuk pertunjukan yang memiliki fitur struktural untuk membedakan dirinya secara audiovisual dari bentuk pertunjukan lainnya.

 

Kesenian Wayang Orang mengandung pelajaran hidup. Kesenian Wayang Orang karenanya menjadi tontonan sekaligus pedoman hidup masyarakat Jawa yang relevan dengan perkembangan zaman itu. Dan menurut R. M. Soedarsono, Wayang Wong merupakan salah satu jenis teater tradisional Jawa yang merupakan perpaduan antara drama barat dan pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa. Jenis kesenian wayang ini pertama kali berkembang terutama di lingkungan keraton dan di kalangan bangsawan Jawa cerita 3 paragraf.

 

Unsur-unsur dalam wayang kulit

Unsur-unsur dalam pertunjukan wayang kulit adalah sebagai berikut:

 

bangunan

Gedung tersebut merupakan tempat pementasan wayang orang. Bangunan tersebut berisi alat dan fasilitas untuk mendukung pertunjukan, seperti: B. Panggung dan aksesoris lainnya seperti layar sebagai latar untuk mengubah suasana. Kanvas di sini berbentuk kanvas yang cukup besar dengan lukisan di atasnya yang mencerminkan suasana adegan yang sedang berlangsung. Lukisan ini biasanya berupa istana/istana, jalanan, hutan, sungai dan pemandangan alam lainnya.

 

Otak

Dalang adalah orang yang memainkan wayang, orang dalam adalah fokus pertunjukan wayang. Seorang dalang mengarahkan semua pertunjukan yang sedang berlangsung, mengarahkan musik, hidup dari pertunjukan, bertindak sebagai moderator.

 

Gamelan dan Pangrawit

Setiap pementasan wayang orang membutuhkan iringan “musik” gamelan, fungsi gamelan dan penabuhnya adalah untuk mengiringi dan mendukung suasana yang diinginkan, juga irama “musik” gamelan berfungsi untuk menciptakan suasana pendukung pertunjukan.

 

Direktur

Sutradara dalam teater boneka adalah orang/orang yang mengarahkan dan mengkoordinir seluruh unsur pertunjukan dengan pengertian dan keterampilan untuk mencapai suatu pertunjukan yang berhasil.

 

gerakan menari

Gerak tari merupakan perilaku gerak dalam tari, pada hakikatnya tari dalam pertunjukan wayang orang merupakan bagian dari keseluruhan pertunjukan wayang orang. Tarian yang digunakan pada pentas wayang adalah tarian tradisional klasik.

 

Tari Wayang Orang terbagi menjadi beberapa karakter yaitu tari Putri Ruluh, tari putri Lanyap, tari putra Lanyap, tari putra Lanyap, tari putra liar dan Gecul. Ragam gerak tari yang disajikan adalah gerak standar yaitu ada patok patoknya misalnya Gajah, Golek Iwak, Bapang, Ukel Wutuh, Besut, Sabetan, Lumaksana, Kebyok Kebyak Sampur.

 

Mode

Busana adalah kostum yang dirancang untuk menghidupkan aktor/karakter wayang, artinya kostum yang dikenakannya telah mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya sebelum berbicara.

 

menciptakan

Riasan dalam wayang, orang membuat wajah dan kepala sesuai dengan peran yang diinginkan tokoh boneka.

 

lampu dan suara

Dahulu, pada awal perkembangannya, pertunjukan tari tradisional hanya dinyalakan dengan api yang berasal dari minyak kelapa atau minyak tanah. Untuk penguatan suara dengan Kenthongan, dalam perkembangan selanjutnya sebagai penerangan listrik dan speaker “sound system”.